12 Penjabaran Vitamin – Pengertian, Sejarah, Fungsi & Struktur

2Q==12 Klasifikasi Vitamin – Pengertian, Sejarah, Fungsi & Struktur – Untuk pembahasan kali ini kami akan mengulas tentang Vitamin yg dimana dalam hal ini meliputi pengertian, sejarah, fungsi, pembagian terstruktur mengenai dan struktur, nah agar bisa lebih tahu dan dimengerti simak ulasan selengkapnya dibawah ini.

Vitamin merupakan sekelompok  senyawa organik amina yg sangat penting & sangat diharapkan oleh tubuh, karena vitamin berfungsi buat membantu pengaturan atau proses aktivitas tubuh (vitamin mempunyai kiprah sangat krusial dalam metabolisme tubuh), karena vitamin tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. Jika manusia, fauna dan ataupun makhluk hidup lain tanpa asupan vitamin tidak akan dapat melakukan aktivitas hidup menggunakan baik, kekurangan vitamin menyebabkan tubuh kita mudah terkena penyakit.

Nama Vitamin sendiri berasal dari gabungan kata bahasa Latin yaitu vita yg adalah “hayati” dan amina (amine) yg mengacu pada suatu gugus organik yg memiliki atom nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dipercaya demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin yg sama sekali tidak mempunyai atom N. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu mengenai enzim), vitamin merupakan kofaktor pada reaksi kimia yg dikatalisasi sang enzim. Pada dasarnya, senyawa vitamin ini dipakai tubuh buat bisa bertumbuh & berkembang secara normal.

Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : Penjelasan Peran Vitamin Dalam EnzimSejarah Vitamin

Sebelum abad ke 20, karbohidrat, lemak, protein, & beberapa zat mineral sudah dianggap menjadi zat-zat makanan yang diperlukan buat fungsi tubuh normal. Akan tetapi berabad-abad sebelumnya, aneka macam pengamatan menduga bahwa senyawa-senyawa organik lainnya adalah esensial buat menjaga kesehatan. Sebagai misal telah diketahui selama 300 tahun, bahwa menggunakan makan butir-buahan dan sayur-sayuran segar ternyata bermanfaat buat pencegahan atau pengobatan scorbut (sariawan). Juga telah diakui, bahwa rakhitis bisa disembuhkan dengan minum minyak ikan. Pengamatan-pengamatan tadi mengakibatkan dugaan, bahwa ada senyawa-senyawa zat kuliner lain diperlukan buat menjaga kesehatan di samping karbohidrat, lemak atau protein.

Era pertama dimulai dalam kurang lebih tahun 1500-1570 sebelum masehi.  Pada masa itu, poly ahli pengobatan menurut aneka macam bangsa, seperti Mesir, Cina, Jepang, Yunani, Roma, Persia, & Arab, sudah menggunakan ekstrak senyawa (diduga vitamin) berdasarkan hati yg lalu dipakai untuk menyembuhkan penyakit kerabunan dalam malam hari.

Penyakit ini kemudian diketahui disebabkan oleh defisiensi vitamin A. Walau pada masa tadi ekstrak hati tersebut banyak digunakan, para ahli pengobatan masih belum bisa mengidentifikasi senyawa yg bisa menyembuhkan penyakit kerabunan tadi. Oleh karena itu, era ini dikenal menggunakan era penyembuhan realitas (berdasarkan pengalaman).

Perkembangan akbar berikutnya mengenai vitamin baru balikmuncul pada tahun 1890-an. Penemuan ini diprakarsai oleh Lunin dan Christiaan Eijkman yg melakukan penelitian mengenai penyakit defisiensi pada fauna. Penemuan inilah yang lalu memulai era ke 2 menurut lima garis akbar sejarah vitamin di global. Penelitian mereka terfokus dalam pengamatan penyakit dampak defisiensi senyawa eksklusif. Beberapa tahun berselang, ilmuwan Sir Frederick G. Hopkins yg sedang melakukan analisis penyakit beri-beri pada fauna menemukan bahwa hal ini disebabkan oleh kekurangan suatu senyawa faktor pertumbuhan (growth factor).

Pada tahun 1911, seorang ilmuwan kelahiran Amerika bernama Dr. Casimir Funk berhasil mengisolasi suatu senyawa yang telah dibuktikan bisa mencegah peradangan saraf (neuritis) buat pertama kalinya. Dr. Casimir juga berhasil mengisolasi senyawa aktif dari sekam beras yg diyakini memiliki kegiatan antiberi-beri dalam tahun berikutnya.

Pada waktu itulah (dan buat pertama kalinya), Dr Funk mempublikasikan senyawa aktif output temuannya tadi dengan kata vitamine (penting & amines). Pemberian nama amines dalam senyawa vitamin ini karena diduga semua jenis senyawa aktif ini mempunyai gugus amina (amine). Hal tadi kemudian segera disanggah dan diganti menjadi vitamin (menggunakan penghilangan akhiran alfabet“e”) pada tahun 1920 vitamin nir dapat diproduksi mamusia.

Era ketiga sejarah vitamin terjadi beberapa dasa warsa berikutnya. Pada masa tersebut, terjadi poly penemuan akbar tentang vitamin itu sendiri, mencakup penemuan vitamin jenis baru, metode penapisan yang diperbahurui, penggambaran struktur lengkap vitamin, & síntesis vitamin B12. Oleh karena hal tersebutlah, era ketiga dari garis akbar sejarah vitamin ini dikenal dengan masa keemasan (golden age). Banyak penelti yang menerima bantuan gratis nobel atas penemuannya pada bidang vitamin ini.

Sir Walter N. Hawort menerima nobel di bidang kimia atas inovasi vitamin C pada tahun 1937. Hadiah nobel lainnya diperoleh oleh Carl Peter Henrik Dam di bidang Fisiologi – Pengobatan dalam tahun 1943 atas penemuannya terhadap vitamin K. Fritz A Litmann pula turut memenangkan nobel atas dedikasinya dibidang penelitian tentang inovasi koenzim A dan kiprahnya pada pada metabolisme tubuh.

Era keempat ditandai menggunakan banyaknya inovasi mengenai fungsi biokimia vitamin di pada tubuh, kiprahnya pada makanan yg kita konsumsi sehari-hari, & produksi komersial vitamin untuk pertama kalinya dalam sejarah. Pada tahun 1930-an, para peneliti menemukan bahwa vitamin B2 merupakan bagian menurut “enzim kuning”. Vitamin B2 ini sendiri diperoleh dari ekstrak ragi. Melalui penelitian ini jua, kelompok vitamin B diketahui berperan sebagai koenzim yang penting di dalam tubuh insan.

Produksi masal vitamin buat pertama kalinya jua terjadi pada era ini. Dikomersilkan pertama kali oleh Tadeus Reichstein dalam tahun 1933, vitamin C telah dijual pada rakyat luas menggunakan harga yg nisbi murah sebagai akibatnya terjangkau bagi khalayak ramai. Vitamin C yg pula dikenal menggunakan istilah asam askorbat ini lalu banyak digunakan menjadi suplemen makanan, penelitian, & gizi tambahan bagi hewan ternak. Atas hasil inovasi ini, Tadeus Reichstein mendapatkan nobel pada bidang Fisiologi – Pengobatan dalam tahun 1950.

Baca Juga Artikel yg Mungkin Berkaitan : 101 Pengertian Molekul Organik Serta Contohnya Lengkap

Hanya dalam saat 1 dekade berikutnya selesainya era vitamin keempat, perkembangan ilmu pengetahuan telah membawa vitamin keera berikutnya, yaitu era kelima dimana poly ditemukan nilai kesehatan dari masing-masing jenis vitamin & inovasi baru tentang fungsi biokimia vitamin bagi tubuh.

Masa ini dimulai dalam tahun 1955 saat Rudolf Altschul menemukan bahwa niasin (vitamin B3) bisa menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Peranan kesehatan ini terlepas dari imbas defisiensi vitamin B3 itu sendiri juga kiprahnya sebagai koenzim pada metabolisme tubuh.Fungsi Vitamin Secara Umum

Ada banyak buat jenis-jenis vitamin yg memiliki fungsi-fungsi tersendiri, buat kali akan menaruh fungsi vitamin secara generik. Untuk fungsi vitamin secara generik antar lain sebagai berikut:Untuk mengatur zat pada tubuh.Berfungsi menguatkan gigi dan tulang.Dapat meningkatkan kecepatan pertumbuhan.Untuk memperkuat daya tahan tubuh terhadap penyakit.Untuk meningkatkan kecepatan proses dalam penyembuhan penyakit.Menjaga & menaikkan kebugaran tubuh.Dapat memperlambat dalam proses penuan.Untuk membentuk dalam sistem kekebalan tubuh atau sistem imun.Dapat menjaga tubuh permanen segar dan menghilangkan rasa capek.Vitamin pula diperkirakan berfungsi menjadi katalisator dalam reaksi biokimia tubuh.

Vitamin yg menurut kelarutannya pada pada air yaitu:Vitamin yg larut di dalam air yaitu vitamin B & vitamin C.Vitamin yg nir larut pada pada air yaitu vitamin A, D, E dan K atau disingkat vitamin ADEK.Fungsi Vitamin

Vitamin memiliki peranan khusus pada pada tubuh & bisa jua memberikan manfaat kesehatan. Jika kadar senyawa ini nir mencukupi, tubuh dapat mengalami suatu penyakit. Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi apabila kebutuhan ini diabaikan maka metabolisme di dalam tubuh kita akan vitamin terganggu karena fungsinya nir dapat digantikan oleh senyawa lain.

Gangguan kesehatan ini dikenal dengan istilah avitaminosis. Contohnya adalah bila kita kekurangan vitamin A maka kita akan mengalami kerabunan. Di samping itu, asupan vitamin juga tidak boleh hiperbola karena bisa menyebabkan gangguan metabolisme dalam tubuh.

Fungsi Vitamin secara generik berafiliasi  sangat erat  menggunakan fungsi enzim, terutama vitamin –vitamin grup  B.